Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Love Story

Cinta,   mungkin kata-kata yang tak asing bagi kalian. Karena kata-kata itu, selalu hinggap disetiap jalur kehidupan kita, datang dan pergi dengan mudahnya. Cinta memang selalu datang tiba-tiba, tidak mengenal waktu dan umur, tidak juga mengenal apa dan siapa, kaya atau miskin, sehat atau sakit, tua atau muda, semuanya pasti pernah merasakan cinta. Bisa dibilang, orang yang tidak pernah merasakan cinta seumur hidupnya adalah orang yang tidak normal. Cinta memang begitu rumit, banyak rintangan juga kebahagiaan didalamnya. Cinta juga sulit untuk ditebak, terkadang datang begitu saja. Bahkan  kadangkala kita tidak tau mengapa cinta itu bisa datang. Kalau berbicara tentang cinta pun, tidak akan ada habisnya. ~~~ Pernah aku mencintai seseorang, aku menyayanginya dengan sepenuh hatiku. Diapun begitu. Namun, tak mungkin bagi kami untuk menjalani hubungan bersama. Akhirnya, aku dan dia hanya bersahabat. Kami bersahabat dengan baik. Bercanda bersama, saling berbagi, dan hanya berp

Gara-gara Make-up

SMA Pelita, tempat Ana bersekolah, lagi nge-trend banget yang namanya ke sekolah pake make-up. Jarang sekali anak SMA Pelita yang datang ke sekolah tanpa menggunakan make-up alias natural. Ana pun ingin ikut-ikutan seperti Andien, anak yang paling ngikutin trend disekolahnya. Suatu saat, ada promo make-up di dekat sekolahnya, selain harganya murah dan terjangkau, Dan... bisa buat kulit makin putih dan cantik.  Siapa yang tidak tertarik? Semua anak tertarik untuk membeli make-up itu. Selain Ana dan Andien tentunya. Andien hanya tertarik membeli make-up yang mahal-mahal saja.Ya, Andien memang  termasuk orang kaya di sekolahnya. Sedangkan Ana? Dia hanyalah anak sederhana yang Cuma ikut-ikutan mode supaya gak ketinggalan. Tapi, Ana masih pikir-pikir untuk membeli barang yang sebelumnya belum pernah dia coba itu. Dia masih takut untuk membelinya. Tapi, rasa ingin tahunya muncul. Ana membeli produk tersebut dengan harga yang murah. Awalnya, Ana hanya membeli lipbalm dengan warna

Kemana Perginya Vina yang Dulu?

Karya: Wafa Istiqomah Vina, seorang anak yang terkenal pintar di kelasnya. Tetapi, akhir-akhir ini nilainya menurun. Teman-temannya pun bingung, Vina yang dulu ceria dan mudah bergaul, kini menjadi seorang yang pemurung dan suka menyendiri. Sampai suatu saat, Dilla, sahabat yang biasa mendengarkan Vina curhat, mendatangi rumah Vina yang sederhana. Dilla ingin bertemu Vina yang akhir-akhir ini jarang masuk sekolah. Tetapi, saat sampai dirumah Vina, Vina tidak ada di rumahnya. Tetangganya memberi tahu bahwa rumah Vina sudah seminggu tidak ada yang menempati. Dilla bingung, mengapa Vina tidak mengabarinya? Padahal, biasanya dia selalu bercerita kepadanya apabila ada masalah. Dilla penasaran sekali. Apa yang terjadi pada sahabatnya yang pintar dan baik itu? Apa mungkin dia mengikuti pertukaran pelajar ke luar kota? Dilla benar-benar tidak mengerti. Sebulan sudah berlalu, tetapi Vina tak kunjung datang. Pikirannya bahwa Vina ikut pertukaran pelajar tidaklah mungkin.  “Mana mungkin pertuk

Saputangan Jessi

oleh: Wafa Istiqomah Jessi, seorang anak dengan keterbatasannya yang selalu dibicarakan teman-temannya. Ya, Jessi memang seorang anak yang tidak bisa berjalan karena penyakit polio yang menyerang kakinya sejak kecil. Sejak bersekolah di SMA Bakti Negara, ia menjadi anak yang lebih periang dari sebelumnya. Jessi tidak mau di sekolahkan di SLB. Sebelumnya, Jessi memang pernah bersekolah di sebuah yayasan  SLB di kotanya, tetapi dia malah tidak mau belajar di sana. Akhirnya, Tante Lita, Orang yang mengurus Jessi sejak orangtuanya meninggal, memindahkan Jessi ke SMA Bakti Negara, sekolah Jessi saat ini. Orangtua Jessi memang sudah lama meninggal. Waktu, Jessi berumur 5 tahun, Ibunya mengalami kecelakaan, dan meninggal ditempat kejadian. Setelah itu, Ayahnya sangat shock mendengar berita tersebut, penyakit jantungnya pun kambuh. Tak lama kemudian Ayahnya meninggal di rumah sakit. Besok adalah hari pertama dia bersekolah di SMA Bakti Negara. Dia akan menjadi murid baru di sekolahnya itu. Awa

Gita’s Pudding Cake

oleh: wafa istiqomah Aaaa..... Teriak Gita sangat keras. “Ada apa Gita, pagi-pagi begini sudah berteriak-teriak.” Tanya Bu Soni, Penjaga asrama. Ya, Gita memang sudah lama tinggal di asrama. Ibunya menyekolahkan Gita di asrama karena ingin Gita menjadi anak yang mandiri. “Tolong Bu, ada kecoa.” Ucap Gita ketakutan. “Ya ampun Gita, ini hanya mainan.” Ucap Bu Soni sambil menekan-nekan kecoa mainan tersebut. Gita kesal sekali, ini bukan kali pertama dia dikerjai teman-temannya. Waktu baru pertama masuk, temannya menaruh cicak di kotak pensilnya. Sampai-sampai waktu itu Gita menangis karena ada ular mainan di kasurnya. Setelah bersih-bersih, Gita dan teman-temannya menuju ke kelas. “Hari ini, kita akan belajar memasak” ucap Bu Rita menerangkan. Gita sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran memasak. Karena, memasak itu membutuhkan kesabaran dan perhitungan yang tepat. Apalagi, dia terbiasa dimasakan pembantunya jika dirumah. Kali ini, Bu Rita menjelaskan cara membuat Pudding cake. Mmm..