Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Namaku Bukan Harapan

Malam minggu. Aku terdiam menatap gemerlap lampu ibu kota dari ketinggian. Indahnya warna kuning kemerahan dari kelipan lampu itu adalah satu-satunya kenikmatan yang terasa pada malam itu. Hembusan angin malam yang dingin menerpa wajahku, meniupkan helaian rambut panjangku. Bahkan, angin malam pun enggan bersahabat denganku. Tiupannya dingin, menusuk jemari kaki yang kubiarkan telanjang.  Aku membiarkan mataku terpejam sejenak. Semua pikiran itu perlahan menguap dari ubun-ubun yang tak lama lagi akan meledak. “Sebentar lagi, hanya sebentar lagi, kamu akan tenang.” Setan-setan itu mulai berkerumun di sekitarku. Aku membiarkan diriku terhasut oleh buaiannya. Satu langkah saja, hanya satu langkah dari atas sini, dan semua akan berakhir.  Aku mengangkat kaki kananku yang gemetar dengan hebat. Setelah ini, aku akan damai bukan? Tak kan ada lagi kata-kata tajam yang menyayat telingaku. Setelah satu langkah ini, semuanya akan sirna. “Nadia, tunggu!” Sebuah teriakan serak yang diiringi s